SILSILAH ADAB MINTA IZIN:PERTEMUAN KESEMBILAN
Apabila Tamu Ditanya, Siapakah Kamu? Maka Janganlah Menjawab, Saya, Saya!
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، يَقُولُ: أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي دَيْنٍ كَانَ عَلَى أَبِي، فَدَقَقْتُ البَابَ، فَقَالَ: «مَنْ ذَا» فَقُلْتُ: أَنَا، فَقَالَ: «أَنَا أَنَا» كَأَنَّهُ كَرِهَهَا. رواه البخاري ومسلم.
“Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata; “Aku menemui Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam karena hutang ayahku, lalu aku mengetuk pintu rumah beliau, beliau
bertanya;: “Siapakah itu?” aku menjawab; “Saya.” Beliau bersabda: “Saya, saya!.” Seolaholah
beliau membencinya.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
———————————-
Faedah :
Sepantasnya bagi orang yang bertamu apabila ditanya oleh tuan rumah, Siapakah kamu?
Maka jawablah dengan menyebutkan namanya. Sungguh kami dapatkan dari sebagian kita,
apabila bertamu dan ditanya oleh pemilik rumah dari balik pintu, Siapakah kamu? maka dia
menjawab; Saya pak! Saya pak!
Ini merupakan adab yang tidak baik, karena dia tidak menjawab sesuai dengan pertanyaan
pemilik rumah dan juga dengan jawaban itu, pemilik rumah masih belum bisa mengenal
siapakah yang bertamu. Seharusnya ketika ditanya maka jawablah dengan menyebut nama
atau kunyah jika dia dikenal dengan kunyahnya, sebagaimana hal ini ditunjukan dalam
hadits Ummu Hani’ binti Abu Thalib radhiyallahu ‘anha, ia berkata:
“ذَهَبْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الفَتْحِ فَوَجَدْتُهُ يَغْتَسِلُ وَفَاطِمَةُ تَسْتُرُهُ فَقَالَ: «مَنْ هَذِهِ؟» فَقُلْتُ: أَنَا أُمُّ هَانِئٍ”
“Aku pergi menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam saat pembukaan Kota Makkah,
lalu aku dapati beliau sedang mandi dan Fatimah menutupinya. Beliau lalu bertanya: “Siapa
ini?” Aku menjawab, “Ummu Hani’.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Berkata al-Imam an-Nawawi rahimahullah: “Berkata para ulama, apabila seorang minta izin
(masuk), kemudian dikatakan padanya; Siapakah kamu? atau Siapakah itu? maka tidak
disukai jika dia menjawab, ‘Saya’! dengan dasar hadits ini. Dan juga (dengan jawaban
tersebut) tidak menghasilkan faedah (bagi pemilik rumah), bahkan kesamaran masih tetap
Silsilah Adab : Meminta Ijin 15
artikel : www.pelajaranforumkis. com
ada (padanya). Akan tetapi hendaknya dia menyebutkan, ‘Saya Fulan, yaitu dengan
menyebut namanya.” [Syarah an-Nawawi:14/135-136]
Berkata al-Imam asy-Syinqithi rahimahullah: “Ketahuilah, bahwa apabila seorang minta izin
(masuk), kemudian pemilik rumah bertanya, Siapakah kamu? maka tidak boleh dia
menjawab, ‘Saya’, akan tetapi (hendaknya) dia menyebutkan nama dan kunyahnya jika
memang dia terkenal dengan itu, karena lafzah ‘Saya’ digunakan oleh setiap orang untuk
dirinya, sehingga dengan lafazh itu pemilik rumah tetap tidak dapat mengetahui siapakah
yang minta izin (bertamu).” [Tafsir Adwaul Bayan:5/499]
Waffaqallahul jami’ likulli khairin.
———————————-
Disusun oleh Abu ‘Ubaidah Iqbal bin Damiri al-Jawy, 23 Jumadal Akhir 1436/ 12 April
2015_di kota Ambon Manise.
————————————-
WA. FORUM KIS